
Komplek
Makam Bung Karno berlokasi di Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sanawetan
Kota Blitar, Jawa Timur. Dalam komplek makam sang proklamator ini
terdapat tiga makam, yakni Makam Bung Karno di tengah yang di apit oleh
makam kedua Orang Tua Beliau, di sebelah kiri ada Makam Ayahanda “R.
Soekeni Sosrodihardjo” dan di sebelah kanan ada Makam Ibunda “Ida Aju
Njoman Rai”.


Nuansa
budaya jawa sangat begitu terasa sekali ketika kita memasuki makam ini.
Kekentalan nuansa budaya ini langsung terasa ketika kita melewati
gapura agung yang merupakan gerbang masuk menuju makam bung Karno. Dan
nuansa budaya jawa ini tambah diperkuat dengan bentuk bangunan utama
dari makam bung Karno yang berbentuk joglo, dimana bentuk tersebut
adalah bentuk khas dari seni bangunan jawa.

Di
komplek makam bung Karno kita tidak hanya dapat berziarah semata.
Sebab, dalam komplek makam ini juga terdapat terdapat perpustakaan
proklamator bung Karno. Di perpustakaan ini kita akan bisa lebih banyak
memperoleh segala sesuatu yang berhubungan dengan Ir. Soekarno. Dalam
perpustaan proklamator bung Karno ini tersimpan banyak koleksi
benda-benda peninggalan bung Karno, mulai dari Keris, Baju Kebesaran,
Lukisan dan foto-foto Bung Karno dan lain sebagainya. bahkan bendera
merah putih yang terbuat dari kain mukena dan dikibarkan di
Rengasdengklok ketika kemerdekaan Indonesia dideklarasikan pertama kali,
tersimpan rapi di perpustakaan ini.
Namun yang paling menarik perhatian dari sekian banyak koleksi
benda-benda yang ada di perpustakaan ini adalah lukisan bung Karno.

Sebuah
lukisan yang terpampang tepat di di depan pintu masuk perpustakaan ini
konon pada bagian dada lukisan ini jika anda melihat dari sudut tertentu
dan fokus maka anda akan melihat bahwa jantung Bung Karno dalam lukisan
tersebut masih berdetak. Tetapi ketika saya berkunjung tempat tersebut
dan berkesempatan melihat lukisan tersebut dari dekat. Namun, biarpun
dilihat dari sudut manapun saya tidak dapat melihat keunikan dari
lukisan tersebut, yakni jantung bung Karno dalam lukisan tersebut masih
berdetak.

Terlepas
dari itu semua, esensi yang bisa di ambil setelah mengunjungi komplek
makam bung Karno adalah kita meneladani nilai-nilai nasionalisme yang
melekat pada diri beliau.
0 komentar:
Posting Komentar